Wednesday, December 29, 2010

Virus Merah Jambu

Lagi …. Lagi… dan lagi… Aku menyukai sahabatku sendiri… Kenapa itu bisa terjadi lagi dengan orang yang sama ??? Sekian tahun aku coba untuk melupakannya dan itu sempat berhasil di kala aku terpisah ruang dan waktu olehnya tetapi hanya  karena satu hari… ya satu hari, ketika ia tiba – tiba mengajakku ke kampusnya untuk menyerahkan nilai agama, aku kembali terkena virus merah jambu yang diinfeksikan olehnya. Awalnya virus itu belum menyebar di seluruh tubuhku dan aku masih bisa bertahan. Tetapi ketika virus itu datang untuk yang kedua kalinya, aku sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan. Kini virus itu sudah menyebar di seluruh tubuhku dan hampir merusak hatiku.
Aku berada di persimpangan jalan yang sangat membingungkan. Aku harus memilih persahabatanku atau cintaku ??? Rasa ini begitu menyakitkan dan membuatku tidak gairah melakukan apapun. Pemicu utamanya karena aku cemburu melihat ia dengan perempuan lain. Hatiku sakit sekali ketika melihat ia datang dengan perempuan lain ke rumahku dan pergi nonton dengan mengajak perempuan itu lagi. Aku tahu itu hanya temannya dan perempuan itu pun juga sudah memiliki pacar tetapi kenapa aku tetap cemburu ??? Apa hakku untuk cemburu terhadapnya ??? Aku hanya salah satu teman perempuannya yang bisa saja tidak berarti apa – apa untuknya. Kalau dipikir – pikir memang aku yang salah. Aku seharusnya tidak punya perasaan ini. Akhirnya aku sendiri yang sakit hati.
    Aku tidak pernah bisa menolak ajakannya dan aku tidak pernah bisa berhenti untuk berhubungan dengannya. Salah satu sahabatku memberi saran untuk melupakannya dengan cara mencari lelaki lain, tetapi siapa ??? Dari dulu aku sudah mencoba tetapi aku tetap kembali kepadanya. Sampai sekarang aku belum menemukan pengganti dia. Menurutku, dia adalah lelaki yang sangat spesial, yang selalu membuatku tertawa dengan lelucon-leluconnya yang mungkin tidak terlalu lucu tetapi aku senang dengan suasana itu.
Aku senang mengenang masa – masa ketika kami baru berkenalan. Sebenarnya aku sudah tahu dia dari SMP tetapi yang kutahu hanya nama. Aku tidak pernah dekat dengannya di SMP karena kami memang tidak pernah sekelas. Tetapi ketika di SMA kami dipertemukan di satu kelas yang sama. Kami mulai dekat ketika ada class meeting di sekolah. Ya… kami dekat karena bola, karena dia pemain futsal kelas kami dan aku adalah seorang wanita yang selalu mendukung tim futsal kelas, bisa di9sebut juga manager futsal kelas. Dimulai dari itulah kami mulai sering bercanda hingga kejar – kejaran di kelas. Sampai anak – anak berpikir bahwa kami pacaran karena di mana ada dia pasti ada aku dan begitupun sebaliknya.
Kami terpisah ketika kelas XI dan XII karena dia masuk jurusan yang berbeda denganku. Awalnya kami masih sering berhubungan tetapi lama – lama kami semakin jauh. Dia sudah memiliki banyak teman wanita yang aku pikir lebih baik dariku dan itu memang benar. Aku tidak tahan melihat keadaan itu dan akhirnya aku putuskan untuk pergi jauh darinya. Awalnya aku bisa melupakannya sedikit ketika aku sudah memiliki seseorang di hati tetapi ketika aku sudah putus dengan lelaki itu, aku kembali mengingatnya. Setiap aku ada masalah aku selalu ingat kepadanya, aku selalu ingin curhat dengannya karena dia bisa membantuku untuk melupakan segala masalahku.
Kami sempat tidak berhubungan beberapa tahun dan kembali berhubungan lagi ketika kami kuliah. Ketika aku hidup sendiri di IPB aku selalu menumpahkan isi hatiku kepadanya kecuali isi hatiku yang menyatakan bahwa aku suka padanya. Aku sering menangis kepadanya ketika aku menghadapi masalah yang sangat pelik. Seharusnya aku tidak berperilaku demikian karena seorang lelaki tidak suka melihat seorang wanita menangis.
Liburan ini membuka kembali kenanganku terhadapnya. Bagaimana tidak, aku selalu SMSan dan pergi dengannya. Bahkan aku lebih sering pergi dengannya dibanding dengan teman – temanku yang lain. Aku tidak bisa menolak ketika ia mengajakku ke kampusnya untuk yang kedua kalinya. Ya … aku sangat menikmati ketika kami berboncengan, bercanda di jalan, dan makan berdua. Dia juga sering datang ke rumahku untuk menjemputku atau bermain PS dengan adikku. Terkadang, selesai jalan – jalan kami pun sering main di rumah embah sebentar.
Ia pun menemaniku ke Bogor. Awalnya aku tidak yakin dia mau menemaniku ke Bogor. Oleh karena itu, aku ragu untuk mengSMSnya. Namun tak disangka ternyata dia mau menemaniku. Keesokan harinya dia menjemputku di Mustika dan kami pun berboncengan sampai UKI dan dilanjutkan dengan naik bus sampai terminal Baranangsiang. Dari situ kami naik angkot sebanyak dua kali. Hari itu sangat panas dan aku kasihan melihat dia kepanasan di angkot. Akhirnya kami pun tiba di asrama putri TPB IPB. Ketika melewati pos satpam kami dipanggil dan ia disuruh untuk menyerahkan tanda pengenal ke satpam. Setelah itu kami menuju ke gedung asramaku. Di sana dia hanya duduk di kursi sambil berSMS ria seperti biasanya dan aku langsung menuju ke kamar. Setelah memberikannya minum, aku pun menemaninya.
Selang beberapa jam kemudian kami pun pulang tetapi sebelum itu kami mampir dahulu ke Laboratorium Biologi TPB untuk melihat nilai praktikumku. Di sana masih terpampang nilai UTS kemarin dan dia memaksaku untuk melihatnya namun tidak aku perbolehkan. Akhirnya kami saling dorong dengan diikuti canda – tawa. Mungkin jika di sana ada orang lain pasti mereka berpikir bahwa kami sepasang kekasih. Setelah itu, kami pergi ke Bara untuk makan. Awalnya aku tidak mau makan karena sudah kenyang tetapi dia mengancam tidak akan makan juga jika aku tidak makan akhirnya aku pun makan dengan sedikit nafsu.
Di perjalanan pulang, kami naik angkot sampai Bubulak kemudian naik Trans Pakuan sampai Baranangsiang. Setelah itu, kami naik bus antar kota. Dia lucu sekali karena dia tidak mau berpisah tempat duduk denganku, alasannya karena dia tidak tahu jalan. Di bus dia juga tengak – tengok, alasannya dia mau menghafal jalan, dasar aneh !!!
Pulang dari Bogor, kepala dia sangat pusing karena cuaca yang berubah drastis dari panas ke dingin dan mungkin karena dia juga kelelahan. Dia mengantarku pulang dan di tengah jalan dia membeli es tong – tong, kami pun makan berdua di rumah embah. Di sana dia juga membeli sate kikil. Aku sudah menyuruhnya untuk tiduran di dalam saja tetapi dia tidak mau. Hari itu dia juga sedang ada masalah dengan pacarnya. Setelah beberapa menit istirahat di rumah embah, dia pamit pulang. Aku khawatir jika terjadi apa – apa dengannya dan Alhamdulillah dia selamat sampai di rumah tetapi hubungan dia dengan pacarnya tidak selamat. Ada perasaan bersalah dan senang di dalam diriku.
 
                   Created by,
Ika Nur Aprilia Ningtyas

Jakarta, 7 Februari 2008

No comments:

Post a Comment