Saturday, May 5, 2012

Kue Lumpur di Sabtu ini

Jam 7 pagi bapak sudah menggedor2 pintu kamarku. Sejujurnya, aku sangat kesal karena aku baru saja ingin memejamkan mataku tetapi bapak malah sudah menyuruhku bangun. Seandainya bapak tau klo beberapa hari ini anaknya tidak bisa tidur semalaman, masa gak kliatan c dari mataku? tapi y sudahlah, aku sedang malas bernegosiasi pagi ini. dengan langkah gontai, aku berdiri menuju kmar mandi lalu meneteskan vitamin mata agar mataku tidak lelah dan tentunya supaya aku tidak pusing kemudian pingsan di dapur budeh yang keadaannya sekarang pasti seperti kapal pecah (semua jenis masakan dan bahan2na berdesak-desakan dsna).

aku masih menenangkan diri di ruang tamu rumahku sampai bapak menelpon untuk segera ke rumah budeh. sambil mencoba menenangkan emosi, aku pergi ke rumah budeh. seperti biasa, aku tidak pernah lewat pintu depan tapi selalu lewat jendela samping karena itu pintu masuk yang paling dekat dengan rumahku dan pastinya lewat situ lebih praktis (gak heran pas di asrama TPB IPB, aku selalu lewat jendela) ;p

dengan wajah kusut, aku sampai di dapur rumah budeh dan langsung diejek baru bangun tidur sama kakak sepupu. langsung saja aku bilang klo aku belum tdr, dengan nada ketus. ibu2 yg menyapaku pun tidak aku hiraukan (jahatna diriku ni, maaf y ibu). 

melihat kdatanganku, mba' wiwit lgsg mmanggilku dan aku pun langsung mendekatinya. dia menyuruhku untuk memotong dadu suatu bahan masakan. karena aku tidak mmakai kacamata jadi aku bertanya padanya itu apa sambil mendekati mataku ke bahan itu. melihat ekspresiku yg lgsg syok, budeh pun sadar klo bahan itu adalah bahan yg paling aku takuti dan dia langsung menyuruhku bantu mba' dian masak kue lumpur ja. Alhamdulillah, aku selamat dari marabahaya. tau gak bahan itu apa? bahan itu adalah seekor ayam yang masih keliatan dengan jelas kulitnya, Alhamdulillah tadi aku gak sempet ngeliat kepalanya.

dari sinilah petualanganku bersama kue lumpur dimulai. awalnya aku pikir aku cuma masuk2in kue ke cup tapi tiba2 mba' dian harus ke pasar buat beli barang2 yang kurang. tanpa pesan apapun, aku yang masih awam ini disuruh masak kue lumpur. daripada pusing2, aku langsung tanya aja ke budeh&mba' wiwit ttg gmn caranya tau klo kue itu sudah matang dan kapan memasukkan kismis di atasnya. otre, masalah kismis c gampang karena tinggal cemplungin aja ke bagian atas kue lumpur itu. masalah pertama selesai, tinggal masalah yang kedua. dengan perasaan dag dig dug duer daia, pelan2 aku mencongkel bagian samping kue tersebut untuk melihat bagian bawahnya sudah matang atau belum. setelah matang, aku harus berhati2 mengeluarkan seluruh bagian kue tersebut dari loyang agar tidak hancur. percobaan pertama c aku menjatuhkannya tapi Alhamdulillah kue itu gak ancur. sebenarnya aku diselamatkan karena kue lumpur itu berbahan dasar kentang jadi tidak mudah hancur.

kue lumpur dari kentangnya udah banyak jadi budeh menyuruhku untuk memasak kue lumpur dari ubi ungu/uwi. aku paling suka sama kue lumpur ini karena ubi ungu itu menyehatkan dan bagus buat penderita diabetes (bapakku terkena diabetes), selain itu warnanya ungu sesuai dengan warna favoritku ^^ awalnya aku pikir mudah untuk memasak kue lumpur dari ubi ungu, mengingat aku sudah berhasil menaklukkan kue lumpur kentang. t'nyata jadi orang itu memang tidak boleh takabur, aku sedikit mengalami kesulitan ketika memasak kue lumpur ubi ungu. teksturnya yang sangan lembut dan ringkih membuatku harus ekstra hati2 ketika mengangkatnya dari loyang agar tidak hancur.

semua adonan kue lumpur sudah aku lahap habis (selesai aku masak). kami istirahat sebentar untuk makan siang sekaligus makan pagi ^^ aku pikir kerjaanku untuk memasak kue lumpur udah selesai dg ilmu yg kudapat hanya berupa cara memasak kue lumpu. tapi t'nyata tidak seperti pikiranku. kita masih harus membuat adonan kue lumpur untuk arisan nanti sore dan adonan yang akan aku buat adalah adonan kue lumpu ubi ungu, kue lumpur idolaku =D

selesai makan, aku bersama mba' dian membuat adonan kue lumpur ubi ungu. bahan2na adalah gula pasir, telur ayam, ubi ungu yang sudah direbus kemudian diblender dengan santan, tepung terigu, minyak goreng dan susu kental manis (semoga gak ada bahan2 yang ketinggalan y). setelah skian lama aku tidak memegang mixer (t'akhir megang SD lho), aku melakukan kesalahan dengan memencet tombol yg membuat alat pmutarnya copot dan jatuh mengenai adonan gula pasir&telur. ni smw karena penasaran bgt dg kgunaan tombol itu, walaupun sdkt malu tapi aku dapet ilmu ^^ otre, pekerjaan membuat adonan selesai dengan sempurna, selanjutna memasak kue lumpur.

kali ini aku disuruh memasak kue lumpur di loyang yg lebih besar. sempet deg2an juga c tapi ttp smangat. aku pasti bisa. sama dengan yg terdahulu, hal yang pertama harus aku lakukan adalah melaburkan loyang tersebut dengan minyak goreng. oy, api kompor gasnya juga jangan terlalu besar biar gak gosong. p'tama kali menyalakan kompor itu, kata ibu2 di dapur, apiku terlalu kecil jadi aku besarin sdkt. otre, kita berlanjut dengan memasak kue lumpur ubi ungu. setelah melaburkan minyak goreng ke loyang, aku segera memasukkan adonan ke dalam loyang karena aku pikir minyaknya sudah panas. selang beberapa menit kemudian, aku mencongkel bagian pinggir adonan tersebut dengan sutil mini untuk mengetahui kematangannya. dan ternyata, adonan tersebut lengket di loyangnya. aku mencoba ke kue lumpur yg lainnya, ternyata lengket juga. aku berusaha untuk tenang dan pelan2 mengeluarkan kue itu. akhirnya aku berhasil tapi tanpa sengaja aku menjatuhkan kue lumpur itu dan hancurlah bagian atas kue itu karena kue itu belum matang dengan sempurna. y sutralah, gagal satu kue g papa yg penting kue2 yang lain berhasil. dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian, aku mengeluarkan kue lumpur lainnya dari loyang. Alhamdulillah hasilnya lebih baik dari yang pertama.

masakan yang kedua membuatku deg2an tapi aku berpikir bahwa yang pertama itu gagal karena kurang minyak dan loyang tersebut baru pertama digunakan jadi sisi2 loyangnya masih kering. oleh sebab itu, untuk yang kedua, aku benar2 mengoleskan minyaknya ke seluruh bagian sampai aku periksa berkali2 hingga aku benar2 yakin semua bagian loyang telah terlaburi. Alhamdulillah masakan yang kedua dan seterusnya berhasil.

karena selama seharian aku hanya berkutit dengan kue lumpur, jadilah aku dipanggil tukang kue lumpur sama ibu2 d dapur dan mereka bilang klo setiap hari aku ikutan masak di sini,  lama2 aku bisa jadi chef menggantikan chef Tatang yang meninggal itu. aku jadi tersandung =D

jadi inget, awalnya aku BT banget disuruh bantuin masak gara2 belum tidur semalaman tapi smw BTku terbayar dengan ilmu yang kudapat tentang cara membuat kue lumpur ubi ungu. smw hal yang terjadi di dunia ini memang ada hikmahnya, baik atau buruk tergantung pemikiran kita tapi bagiku ini hikmah yang baik ^^ btw, mau tau kue lumpur buatanku? karena kue lumpur yang ukuran besar udah abis jadi yang bisa difoto cuma kue lumpur ukuran kecil. ini dia hasil karyaku bersama mba' dian dkk ^^



            

  


  

3 comments:

  1. kamar sebelah loe...June 11, 2012 at 11:42 PM

    So.. udah pinter masak kue sekarang? hiihihi

    ReplyDelete
  2. kamar sebelah loe_wisma mona

    ReplyDelete